Bisa jadi kata amarah berasal dari bahasa kitab suci al-Qur'an. amarah berasal dari kata "amara" yang berarti menyuruh atau mendorong. ada suruhan atau dorongan di dalam hati manusia menghadapi suatu situasi sehingga berdebar jantungnya, sehingga bergetar bibirnya, tangannya pun bergetar, bahkan bisa jadi mengambil di sekelilingnya dan memecahkan. yang menyuruh ketika itu adalah nafsu. al-Qur'an menyatakan "sesungguhnya nafsu itu amarah mendorong dan berkali-kali mendorong kepada burukan, tetapi ada juga amarah mendorong dari dalam yang menyuruh adalah jiwa manusia. ketika itu amarah ini tidak sampai menimbulkan suatu yang buruk, tetapi amarah ketika itu terkendali oleh jiwa manusia.
Amarah ada yang positif dan ada pula yang negatif. yang negatif menjadikan wajah merah, hati berdebar, dan tidak berfikir bagaimana dan kapan amarah itu dilampiaskan. sedangkan amarah yang positif menjadikan seseorang berfikir dan melihat di mana, kapan, dan terhadap siapa amarah harus dilampiaskan. karena itu orang yang bertakwa dalam al-Qur'an dijelaskan, apabila setan datang menggodanya untuk marah tetapi dia sadar dan seketika itu dia melihat apa yang terbaik, apa yang harus dilakukan.
Sekali lagi amarah ada yang positif dan ada yang negatif. karena itu, al-Qur'an berpesan dan memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya, al-Qur'an tidak mengatakan "yang tidak marah" tetapi mampu menahan amarahnya, waktu itu ia berfikir apakah sasaran, waktu dan tempat telah tepat, jika telah tepat dia akan berfikir apa dampak dari amarah itu. tidakkah amarah itu memberi dampak yang lebih buruk dari kesalahan dan yang terakhir dilakukannya ketika semua itu dinilainya telah benar dia meluruskan niat untuk melampiaskan amarahnya.
Saidina Ali Ra. dalam suatu peperangan telah siap untuk membunuh lawan, musuh meludahi beliau maka ketika itu timbul amarah yang didorong oleh nafsu, tetapi beliau bertahan beliau berfikir dan tidak jadi membunuh musuhnya, ketika ditanya mengapa engkau tidak membunuhnya? beliau menjawab , kalau aku membunuhnya ketika itu, maka itu adalah akibat dari dorongan nafsu amarah yang meluap yang tidak pada tempatnya.
Kalau kita ingin mengetahui kelapangan dada seseorang lihatlah waktu dia marah. kalau dia dapat menguasai dirinya ketika itu dialah orang yang berlapang dada, tetapi kalau dia menjadi bagaikan gunung merapi yang meledak mengeluarkan lahar, maka ketahuilah orang tersebut tidak lagi terkendali emosinya, dan orang tersebut terancam dengan amarah tuhan. karena itu, agama berpesan ketika anda marah ingat pula bahwa kemarahan anda didorong mengundang amarah tuhan. itulah sebabnya sehingga nabi SAW. mewasiati seorang yang sering marah, "jangan marah didorong oleh nafsu niscaya engkau akan memperoleh surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar